Laporan Kartografi Tata Letak dan Nama Geografi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      Pengertian atau defenisi perta yang lazim dikemukakan. Beberapa diantaranya menyebutkan bahwa peta adalah penggambaran ataupengulukisan kovensional muka bumi yang menunjukkan letak tanah,sungai,gunung,laut,selat,teluk,tanjung dan lain sebagainya. Sebuah peta tanpa nama georafis dan tata letak peta hanya merupakan kertas yang tidak berharga. Sebuah peta,dengan nama-nama geografi  dan tata letak yang  digambarkan tidak konsisten. Bisa mengurangi kejelasan peta,dab selamanya peta dikatakan peta tidak benar.
      Nama-nama geografi atau nama-nama unsur rupa bumi dan tata letak peta telah mengikuti kaidah dan komponen kartografi.sejak dulu digunakan untuk komunikasi lisan dan tanda pengenal wilayah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, jika peta digunakan istilah-istilah komponen geografi dalam peta, kemukinan presepsi orang-orang akan searah dengan apa yang dimaksud oleh istilah yang tercantum pada peta. Selama masih berpengang pada pesyaratan kartografi,selama itu pula peta akan bertahan dengan baik.

B. Waktu dan Tempat  Praktikum
Hari                  :  24 Mei
Pukul                : 10.30 – 12.30 WIB
Tempat : Laboratorium Geografi di Gedung FKIP Baru Lt.2
                          Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh



C. Manfaat dan Tujuan Praktikum
Manfaat dan tujuan antara lain :
§         Mengetahui komponen-komponen peta
§         Mengetahui kaidah dan komponen kartografi yang benar.
§         Mengetahui nama-nama geografi yang benar.











BAB II
TEORI
A. LANDASAN TEORI
      Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran kebenaran dari keadaan permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis objek, lokasi, jarak, luas dan arah, demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua peta ini berisi bermacam-macam data yang digambarkan dalam satu lembar tertentu. Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupabumi antara lain:

1. grid (lintang dan bujur)
2. pola aliran sungai (bila ada sungai)
3. relief
4. nama-nama geografi
5. batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan)
6. bentuk perhubungan (jalan raya dan rel kereta api)
7. permukiman
8. data lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila ada)

Dari data-data tersebut terdapat nama-nama geografis dalam peta juga ada aturan baku yang harus diperhatikan, misalnya nama-nama perairan dalam peta harus dicetak miring dengan warna biru. Nama-nama gunung, harus ditulis dengan huruf miring dengan warna hitam. Sebagaimana yang tertera dalam spesifikasi Peta Rupabumi Indonesia yang dibuat oleh Bakosurtanal, huruf yang digunakan untuk unsur alam adalah huruf miring (italic) dengan warna biru untuk unsur perairan dan warna hitam untuk unsur topografis (gunung, pegunungan). Untuk unsur buatan manusia menggunakan huruf tegak dengan warna hitam.
menulis semua nama-nama tempat dengan dua kata, seperti Tanjung Pinang, Sura Karta, Gunung Sitoli, maka akan sulit menerka apakah Danau Bingkuang itu sebuah danau atau sungai dan Kali Setail itu nama sungai atau nama kota.

Untuk mengatasi masalah tersebut ada prinsip dasar yang paling mudah dalam penulisan nama-nama geografis, yaitu:
1.      Semua nama-nama tempat (kota) ditulis satu rangkai (satu kata).
     
Contoh: Danaubingkuang, Airmadidi, Tanjungselor, Rancakuya, Rancaekek, Telukgong, Tanjungkarang, Ujungberung, dan Banda-aceh.

2.      Semua nama-nama unsur geografis selain  nama tempat, ditulis dengan memisahkan unsur generik dan unsur spesifiknya (dua kata).
Contoh: Danau (generik) Batur (spesifik)  à Danau Batur, Air Mesuji, Kali Serayu, Ci Liwung, Gunung Salak, Ujung Kulon, Teluk Banten, Way Seputih, Tanjung Capil.

Dengan cara sederhana tersebut di atas, kita akan dapat menuliskan  nama-nama geografis pada peta-peta atau dokumen-dokumen lain secara konsisten. Cara atau panduan penulisan nama-nama geografis secara lengkap pernah dibuat oleh Bakosurtanal pada tahun 1991. Pada tahun 1997 bekerja sama dengan Dit PUM Depdagri juga dibuat panduan nama-nama geografis yang digunakan sampai sekarang.



Sebelum membuat atau mengambar peta,perlu diketahui terlebih dahulu tata letak peta yaitu struktur atau bagian-bagian yang pada suatu peta.
Untuk memahami tata letak peta,beberapa definisi akan dijelaskan,yaiu :
1.Muka peta (map face)
Suatu permukaan (kertas atau film disc),dimana area yang akan dipetakan digambarkan di atasnya.
2. Garis tepi (neat line)
Suatu garis yang membatasi muka peta.
3. Garis bar luar/kerangka/frame(outer border)
Suatu garis (berbentuk dapat segi empat atau bujur sangkarr) yang mengelilingi garis tepi (neat line)
4.  Batas informasi (border information)
Daerah di antara garis tepi dan garis batas luar (frame)
5. Keterangan tepi (Marginal information)
Surat keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta,yang berisi informasi peta. Informasi peta tersebut antara lain :
·        Judul peta
·        Legenda
·        Skala
·        Arah utara
·        Diagram lokasi (peta indeks)
·        Keterangan sejarah ( sumber data,tahun pembuatan,pembuatan peta,sistem proyeksi yang digunakan dan sebagainya).






Contoh: Tata letak atau lay-out  peta rupabumi


Lay-out Peta Rupabumi

Contoh:  Peta Rupabumi






B. ALAT DAN BAHAN
1.      Guide Map
2.      Rapidograph (ukuran 03,05,07,08,30,dan 50 )
3.      Drawing pen snowman (ukuran 03,05 dan 07)
4.      Pensil warna
5.      Isolasi
6.      Pisau lipat
7.      Kertas kalkir
8.      Kertas AVS
9.      Penggaris 60 cm
10.  Pensil warna
11.  Gunting
12.  Penghapus
13.  Sablon
14.  Pengaris abjad peta
15.  penghapus pelikan 



C. CARA KERJA
1.      Siapkan Seluruh Alat dan Bahan.
2.      Letakan Guide Map di atas meja dan rekatkan di kertas kalkir dan kertas AVS dengan isolasi yang sudah tidak terlalu lengket karena terlebih dahulu merekatkan ke jari-jari di setiap sudut Guide map  ,agar Guide map tidak miring dengan kertas kalkir dan kertas AVS.
3.      Penyalinan peta dimulai dari garis pingir,grid dan seluruh tampak isi Guide peta termasuk simbol.
4. Agar tinta pada pulpen tidak macet maka sebelum menyalin ,goyangkan sedikit pulpen tidak atas map guide, kertas kalkir,dan kertas AVS dengan tegakkan pulpenya.
5. jika penyalinan sudah selesai maka warnailah kertas kalkir sesuai dengan warna map guide dengan motede pewarnaan satui arah tarik garis pensil warna agar terlihat rapi dan bersih.
6. apabila terjadi kesalahan pada penyalin peta di kertas kalkir maka gunakan pensil  lipat atau penghapus pelikan dengan hati-hati agar tidak rusak.






BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISA HASIL PRAKTIKUM
     Peta-peta Indonesia harus menjadi peta-peta acuan yang lengkap dan jelas sesuai dengan skalanya. Penyalinan peta provinsi Jambi dikarenakan untuk melihat nama-nama geografi dan tata letak yang sesuai dengan standar kartografi indonesia.
     Penyalinan peta provinsi Jambi dengan cara di kertas kalkir dan kertas HVS dengan pesyaratan sebagai berikut.
Kertas kalkir
Kertas HFS :
Garis luar  : Rapidho 0.8
Batas wilayah : Rapidho 0.8
Garis lintang / bujur : Rapidho 0.3
Jalan : Rapidho 0.3
Sungai : Rapidho 0.5
Garis luar  : Drawing pen 0.8/07
Batas wilayah : Drawing pen 0.8
Garis lintang / bujur : Drawing pen 0.3
Jalan : Drawing pen 0.5
Sungai : Drawing pen 0.3

.


Cara menggunakan Drawing pen dan Rapidhograph  :
§         Mengunakan Drawing pen dan Rapidhograph harus hati-hati
§         Sebelum menyalin,pastikan Drawing pen dan Rapidhograph bisa digunakan
§         Jika tinta Drawing pen dan Rapidhograph tidak keluar, digoyangkan pelan –pelan jangan di atas peta.
§         Jangan terlalu lama membuka Drawing pen dan Rapidhograph karena tinta cepat kering
      Setelah menyalin peta dengan Drawing pen dan Rapidhograph di peta maka dilanjutkan perwanaan dengan mengunakan pensil warna sesuai dengan Guide Map.

1. Kemudahan
    Penyalinan di kertas kalkir dan kertas HVS dapat mempermudah dalam penyalinan peta dan dibantu oleh Guide Map dan asisten dosen.

2. Kesulitan
      Kesulitan di kertas HVS jika terjadi kesalahan maka harus mengunakan cairan pengapus pulpen (tipe-x).



BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.      Kartografer dituntut harus teliti,rapi dan sabar dalam penyalinan peta.
2.      Dapat mengetahui persyaratan nama-nama geografi dan tata letak peta.
3.      Metode pada praktek pertama lebih mudah daripada pratek ke-dua karena ditambah simbol-simbol yang dirangkum dalam legenda dan dikerjakan pada kertas kalkis dan kertas HVS
4.      Pengunaan Drawing pen dan Rapidhograph harus sesuai dengan nomor ukuran mata pulpen Drawing pen dan Rapidhograph dicontohkan.
5.      Penyalinan komponen-komponen peta harus sesuai dengan komponen-komponen peta di Guide Map agar informasi yang diberikan akurat dan benar.
6.      Pewarnaan kertas HVS dilakukan sesuai dengan Guide Map






Daftar Pustaska
Abdi, A. Wahab.2010. Pengantar Kartografi. Banda Aceh. FKIP Unsyiah
http://id.wikipedia.org/wiki/Kartografi (diakses pada tanggal 9 mei 2012)

gambar
 ( diakses pada tanggal 30 mei 2012)

Categories: Share

Leave a Reply

My Blog List

R_Tasliya. Powered by Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Search This Blog